Dalam membangun sebuah
kelaurga yang harmonis bagaikan kadua malaikat yang hidup bahagia tidaklah
mudah, Allah telah mengajarkan banyak sekali pedoman membangun keluarga menurut
agama Islam, namun tidak banyak orang yang menerapkanya di kehidupan rumah tangga,
alhasil banyak sekali terjadi sebuah perceraian dengan berbagai masalah yang
menerpa.
Potret Keluarga Islami Bahagia |
Nah bagi Anda warga
muslim pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sedikit informasi mengenai
cara membangun keluarga menurut agama Islam, berikut saya sudah rangkum dalam
11 solusi membangun keluarga Islami yang berbahagia dunia ataupun akhirat.
11 Solusi Membangun Keluarga Islami yang Bahagia
1. Fikrah yang jelas
Dalam membangun sebuah
keluarga sakinah, mawadah dan warohmah, kita harus memiliki sebuah komitmen dan
integritas yang tinggi, kedua hal pokok tersebut sangat penting untuk
mewujudkan sebuah tujuan kita dalam membangun keluarga.
2. Penyatuan idealisme
Saat kita melakukan
sebuah ijabqobul di depan wali, sebenarnya bukan hanya dua buah fisik yang
menyatu, akan tetapi pada saat itu juga diperlukan sebuah penyatuan idelisme
atau tujuan hidup masing-masing mempelai, dengan begitu kehidupan kekeluargaan
nantinya akan bahagia karena memiliki idelisme yang sama.
3. Mengenal karakter
pribadi
Mengenal karakter pribadi
sangatlah penting, karena nantinya untuk mengatasi berbagai macam gejolak rumah
tangga yang sedang memanas, seperti pertengkaran, adu mulut dan masih banyak
lagi, namun apabila kita mengenal karakter kepribadian antara satu dengan yang
lain, kejadian semacam itu akan terlewati dengan mudah.
4. Pemeliharaan kasih
sayang
Nabi Muhammad SAW dahulu
kala memanggil Aisyah dengan panggilan kasih sayang yang sangat memanjakan, hal
tersebut dilakukan agar hubungan keharmonisan antar kedua insan tersebut dapat
terjalin dengan baik, maka dari itu jika kita ingin berbahagia bersama dengan
pasangan, peliharalah kasih sayang dengan melakukan penggilan-panggilan manja
dan khusus.
5. Kontinuitas tarbiyah
Pendidikan atau tarbiyah
memang sebuah hal asasi manusia. bagi seorang suami pasti sudah lebih banyak
mengenal mengenai dakwah, namun hal tersebut tidak untuk istri. Maka dari itu
antara kedua pasangan harus memiliki kontinuitas tarbiyah yang sama rata.
6. Penata ekonomi
Memang benar suami pada
dasarnya bertanggung jawab penuh mengenai perekonomian dalam sebuah keluarga,
akan tetapi, jika seorang istri memiliki sebuah peluang untuk menciptakan
sebuah ekonomi yang mapan, hal tersebut akan sangat lebih indah dalam sebuah
rumah tangga yang bahagia.
7. Sikap kekeluargaan
Dalam sebuah ikatan atau
tali pernikahan kedua belah pihak yaitu mempelai pria dan mempelai wanita tidak
hanya menyatukan antara kedua anak manusia saja, melainkan menyatukan pula
antara keduna keluarga besar dari suami ataupun istri, janganlah kita sebagai
seorang suami membatasi hubungan kekeluargaan istri dengan ayah, ibu ataupun saudara-saudaranya
sendiri, karena hal tersebut membuat banyak gejolak rumah tangga.
8. Pembagian beban
Nabi Muhammad SAW
memberikan sebuah ajaran mengenai beban yang digantungkan kepada anggota
keluarga seperti suami, istri dan anak-anaknya, sebagai mana beban tersebut
harus dibagi dengan rata, seperti suami tidak harus selalu menerima beban
kerja, akan tetapi juga memiliki beban untuk mengurus anak dan istri.
9. Penyegaran
Manusia bukanlah sebuah
robot yang tidak punya hati atau perasaan, akan tetapi manusia memiliki
perasaan yang dapat lelah dan jenuh, maka dari itu setiap rumah tangga yang
kita bina haruslah kita segarkan dengan cara melakukan sesuatu yang baru dan
membuat semua anggota keluarga menjadi semakin erat dalam jalinan kasih sayang.
10. Menata diri
Dalam sebuah rumah
tangga yang bahagia, diperlukan sikap untuk menata diri, baik itu dalam sebuah
permasalahan ataupun dalam kehidupan biasa sehari-hari, hal ini sangat penting
karena agar antar kedua anak manusia tersebut bisa saling mengerti.
11. Mengharapkan rahmat
dari Allah
Allah akan memberikan
sebuah kebahagiaan kepada para keluarga yang mau beribadah dan mendekatkan diri
kepada-Nya. Maka dari itu jika kita sedang membina keluarga, maka haruslah kita
memperbaiki hubungan secara vertikal keada sang Khaliq.